Laman

Rabu, 26 September 2012

Gerhana matahari dan bulan beserta planet-planet yang baru di temukan di tata surya


1.1            Gerhana Matahari


Gambar 1.1 Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana Matahari sebagian, dan gerhana Matahari cincin.


Gambar 1.1 Gerhana Matahari Total

Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.


Gambar 1.1 Gerhana Matahari Sebagian

Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.


    Gambar 1.1 Gerhana Matahari Cincin

Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.

 

 


1.2   

1.2   Gerhana Bulan


               Gambar 1.2 Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.

Macam-macam Gerhana Bulan

Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:

1.      Gerhana Bulan Total

Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.


Gambar 1.2 Gerhana Bulan Total

2.      Gerhana Bulan Sebagian

Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.


Gambar 1.2 Gerhana Bualan Sebagian

3.      Gerhana Bulan Penumbral Total

Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.

 Gambar 1.2 Gerhana Bulan Penumbral Total

 

 

4.      Gerhana Bulan Penumbral Sebagian


Gambar 1.2 Gerhana Bulan Penumbral Sebagian

 

Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut dinamakan gerhana bulan penumbral sebagian.

Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.

Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana BulanMomen terjadinya gerhana Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya:

1.      P1

P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya gerhana bulan secara keseluruhan.

2.      P2

P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi, seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.

3.      U1

U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.

4.      U2

U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase total dari gerhana bulan.

5.      Puncak Gerhana

Puncak gerhana adalah saat jarak pusat piringan Bulan dengan pusat umbra/penumbra mencapai minimum.

6.       U3

U3 adalah kontak III umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya fase total dari gerhana bulan.

7.      U4

U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.

8.      P3

P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari P2.

9.       P4

P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan dari P1, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan secara keseluruhan.

Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:

       a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4

       b. fase gerhana umbral: selang antara U1-U4

       c. fase total: selang antara U2-U3

Tidak keseluruhan kontak dan fase akan terjadi saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan menentukan kontak-kontak dan fase gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya saat gerhana bulan total, keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk gerhana bulan sebagian, karena tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi, maka U2 dan U3 tidak akan terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati. Untuk gerhana penumbral total, karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka U1, U2, U3, dan U4 tidak akan terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak akan diamati. Sedangkan pada gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja yang akan terjadi.

 

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.

 

1.3  Planet – planet Yang Baru Ditemukan Di Tata Surya

 

Bumi memiliki planet tetangga baru. Namun, bukan terletak di tata surya tempat Bumi bernaung. Planet tetangga itu terletak di luar tata surya pada jarak 33 tahun cahaya, tergolong dekat.

Planet tetangga baru Bumi tersebut diberi nama UCF 1.01. Ukuran planet itu hanya dua pertiga ukuran Bumi. UCF 1.01 mengorbit sangat dekat dengan bintangnya sehingga mengorbit hanya dalam waktu 1,4 hari.

Gambar 1.3 Planet UCF 1.01

 

Karena berjarak sangat dekat dengan bintangnya, planet ini mustahil untuk dihuni. Temperatur permukaannya 538 derajat celsius, tak memiliki atmosfer, dan permukaannya berupa lelehan.

Kevin Stevenson, mahasiswa PhD di university Central Florida yang terlibat penemuan itu, mengatakan, "Kami menemukan bukti kuat planet yang sangat kecil, panas, dan dekat dengan bintangnya dengan teleskop Spitzer."

Saat menemukan, sebenarnya Stevenson dan rekannya sedang mempelajari planet panas seukuran Neptunus yang bernama GJ 436b. Planet itu diketahui mengelilingi bintang katai merah GJ436. Mengamati dengan metode transit, yakni dengan melihat kedipan cahaya bintang akibat adanya planet yang lewat di mukanya, peneliti mendeteksi adanya kemungkinan GJ486 memiliki satu atau dua planet lain.


Gambar 1.3 Planet GJ 436b

Berdasarkan temuan itu, maka pengamatan lebih lanjut dilakukan dengan Spitzer, wahana Deep Impact, Very Large Telescope di Cile, dan Canada-France-Hawaii Telescope dekat Mauna Kea di Hawaii. Dengan temuan ini, maka GJ486 mungkin diorbit oleh lebih dari satu planet. Meski demikian, penelitian massa UCF 1.01 masih harus dilakukan untuk bisa memastikan bahwa obyek itu memang planet.

"Saya harap observasi ke depan akan mengonfirmasi penemuan yang menarik ini, yang menunjukkan bahwa Spitzer bisa menemukan planet seukuran Mars," kata Michael Werner, peneliti NASA untuk misi Spitzer seperti dikutip EurekAlert
.

 

Teleskop canggih angkasa luar Hubble, berhasil mengambil gambar empat planet di luar tata surya. Berdasarkan pantauan dua tim astronom, teleskop milik Badan Angkasa Luar Amerika Serikat (NASA) tersebut menunjukkan empat bintik putih, yang merupakan planet yang berjarak ratusan triliun kilometer dari bumi.

Tiga planet mengorbit bintang yang sama, sedangkan satunya lagi mengitari bintang lain. Tidak ditemukan tanda-tanda bahwa empat planet tersebut bisa dihuni.

Kendati demikian, penemuan empat planet di luar tata surya tersebut merupakan pencapaian terbesar para astronom. Selain itu membangkitkan optimisme bahwa akan ada planet-planet di luar tata surya yang mungkin bisa layak huni.

"Siapa tahu ada planet-planet lain menyerupai bumi dan berpotensi ada kehidupan di luar sana," kata Bruce Macintosh, astronom dari the Lawrence Livermore National Lab. Dia memimpin salah satu dari dua tim fotografer.

Tim pimpinan Macintosh menggunakan dua teleskop darat, sedangkan yang lain mengandalkan foto-foto dari teleskop Hubble. Teleskop yang telah berusia 18 tahun tersebut selama ini mengambil gambar-gambar "exoplanet." Artinya, planet-planet yang tidak mengelilingi matahari. Penemuan dari Hubble tersebut dipublikasikan dalam jurnal Science, Kamis 13 November 2008.

Planet yang gambarnya direkam Hubble adalam salah satu dari exoplanet yang terkecil yang pernah ditemukan. Bentuknya tiga kali lebih besar dari planet Jupiter dan kemungkinan memiliki cincin mirip dengan planet Saturnus. 

Planet itu mengitari bintang yang bernama "Fomalhaut" atau "Fum-al-Hut," yang dalam bahasa Arab berarti "mulut ikan." Jarak planet tersebut dari bumi sekitar 148 triliun mil. Suhu planet tersebut diperkirakan sekitar 260 derajat farenheit, namun relatif lebih dingin ketimbang exoplanet lain. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar