BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Sejarah Terbentuknya Muka Bumi.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu
sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal
sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu selama
Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amenka Selatan, Afrika India, Australia
dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian
terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Interpretasi yang terbaru didasar
kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut "terranes", yang
memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak Jawa dan Bali
dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama, karena penanggalan
terhadap batuan sangat sedikit. Kedua karena mungkin bentuk jawa tidak ada
sebelum Kala Miosen, dan Bali barangkali baru muncul di atas permukaan laut
kira-kira tiga juta tahun yang lalu.
Kira-kira 250 km ke arah selatan
jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian selatan palung
ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal sebagai Dangkalan
Indo-Australia, yang terbentuk di bagian dalam samudera di sebelah selatan
India dan Australia, dan membentuk pecahan antara Antartika dan Australia.
Pergerakan dangkalan ini ke arah utara terus
berlangsung sampai sekarang dengan laju 6 cm/tahun. Pergerakan ini mendesak
Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan selama berjuta-juta tahun daya
yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat lapisan-lapisan sedimen tua membentuk
deretan pegunungan.
Dangkalan Indo-Australia masuk ke
bawah Dangkalan Sunda di sepanjang Palung Jawa, dan selip mendadak yang
kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara dua dangkalan ini menimbulkan gempa
bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan dua dangkalan ini membentuk
kantung-kantung batuan yang mencair di bawah tekanan tinggi. Kantung-kantung
ini dapat bocor ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
Walaupun batuan vulkanik cukup dominan, daerah
sedimentasi juga cukup luas. Luas utama bagian utara dan selatan sedimen
moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung baru mengendap di atas sedimen
tua yang terangkat ke atas karena gerakan yang dahsyat di bawah batuan yang
meleleh.
Namun tidak semua batuan sedimen
merupakan hasil erosi, karena terdapat daerah batu kapur yang berasal dari
suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang tumbuh subur yang kemudian
terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur di Padalarang Bandung.
Seluruh dataran aluvial di bagian utara Jawa sudah
terbentuk dalam waktu 8.000 tahun terakhir, yaitu ketika permukaan laut turun
5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian karena kipas-kipas aluvial dari limpahan
gunung berapi dan sebagian karena dataran pasca-Pliosen yang terangkat ke atas.
Proses-proses ini terus berlang- sung sampai sekarang.
Bumi adalah planet tempat
tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk
hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk
bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan
bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk
secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan
oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori
mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
2. Teori Planetesimal
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh
seorang ahli Astronomi R.A
Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang
kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang
yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Dalam lidah yang panas ini
terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan
relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan
berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk
elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati
matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan
terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan
menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan
(satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
5. Teori Big Bang
Dalam perkembangannya, planet
bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan
planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan
struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang
berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih
ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima
lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang
lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu
alam Perancis George
Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala
terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian
massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada
tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas
matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari
yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan
menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan
oleh Gerald P.Kuiper
mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat
piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi
promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur –
unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang
ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis
yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer
sampai sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan
walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
1.2 Struktur Muka Bumi.
Bumi adalah salah satu planet dalam susunan tata surya galaksi Bima Sakti,
dimana di planet bumi lah semua makhluk hidup tinggal dan berkembangbiak,
termasuk juga manusia di dalamnya.
Sebagai planet yang memiliki kehidupan di dalamnya, bumi terdiri atas
beberapa struktur yang memungkinkan untuk dijadikan tempat tinggal. Di antara macam-macam struktur bumi di antaranya
adalah terdiri dari banyak jenis material seperti berbagai jenis batuan, tanah,
serta air yang kesemuanya membentuk planet bumi yang sekarang ini kita diami.
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
- Inti bumi dalam, atau sering disebut juga dengan istilah pusat bumi. Lapisan ini
terdiri dari materi-materi logam dan nikel yang berbentuk bola dengan
tekstur padat. Suhu di dalam lapisan ini mencapai 4800 derajat celcius
dengan ketebalan 1.200 km.
- Inti bumi luar, pada
lapisan inti bumi bagian luar materi-materinya terdiri dari nikel dan besi
cair serta oksigen. Suhu pada lapisan ini mencapai 3900 derajat celcius
dengan ketebalan 2.255 km.
- Mantel bumi, lapisan
ini sering disebut juga dengan istilah selimut bumi. Terdiri atas
materi-materi magma kental yang memiliki suhu sekitar 1.400-2.500 derajat
celcius dengan ketebalan 2.900 km.
- Kerak Bumi, sering
juga disebut dengan istilah lapisan litosfer. Lapisan ini memiliki
ketebalan sekitar 15-60 km. Kerak bumi sendiri dibagi menjadi dua macam
yaitu kerak samudera dan kerak benua.
Gambar 1.2 Struktur Muka Bumi
Jika kalian mencari gambar struktur bumi dan penjelasannya, gambar di atas
merpakan lapisan-lapisan penyusun kerak bumi. Berdasarkan materi-materi
penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan menjadi beberapa lapisan yaitu:
- Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup
berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah humus.
- Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang dan
terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan
nama lapisan tanah liat.
- Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih belum
sempurna pembentukannya.
- Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat bebatuan padat sebagai
penyusunnya.
Untuk saat ini pambahasan mengenai struktur bumi cukup sampai disini. Di lain kesempatan kita akan membahas materi tentang struktur bumi yaitu pada bagian tanah serta lapisan atmosfer bumi.
1.3
1.4 Sejarah Perkembangan Muka Bumi.
Bumi mulai
terbentuk dari 4.600.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa
perkembangan sampai terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi
masih berupa bola api yang mengalami akumulasi panas akibat kontraksi
gravitasi, peluruhan radioaktif dan hujan meteorit. Masa itu disebut masa Arkeozoikum yang berakhir
sampai pada sekitar 2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang
merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan gas
besar-besaran dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk
atmosfer primitif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian bumi
secara berangsur-angsur membentuk kerak bumi.
Masa
Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi
protokinten. Batuan masa ini ditemukan di bagian dunia yang lazim disebut kraton atau perisai dunia.
Batuan yang tertua pada masa ini tercatat pada umur 3.800.000.000 tahun yang
lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di
dalam samudera berupa ganggang dan bakteri (mikroorganisme). Hal itu dibuktikan
dengan ditemukan fosil Cyanobacteria dan Stromatin yang berusia 3.500.000.000
tahun. Pada masa
Protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu) mulai terjadi
perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih
kompleks. Sebelumnya dari hewan uniseluler menjadi multiseluler (eukariotik,prokariotik).
Masa Arkeozoikum dan masa Protozoikum dikenal sebagai masa Prakambrium.
Gambar 1.3 Sejarah Perkembangan Muka Bumi
|
Masa Palaeozoikum dibagi menjadi
6 zaman, yaitu sebagai berikut.
a. Zaman Kambrium (590 juta –
500 juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini, bumi masih berbentuk lautan yang luas dengan daratan yang disebut Gondwana. Gondwana
ini yang merupakan cikal bakal pulau atau negara India, Afrika, sebagian Asia,
Australia, Antartika, dan lainnya.
b. Zaman Ordovisium (500 juta –
440 juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini, daratan Gondwana masih menutupi celah-celah samudera. Meluapnya samudera
dan terjadinya zaman es adalah sebagian peristiwa yang terjadi pada masa ini.
c. Zaman Selur (440 juta – 410
juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini terjadi pembentukan kereta pegunungan yang melintasi daerah-daerah yang
sekarang kita kenal sebagai daerah Skandinavia, Skotlandia, dan pantai Amerika
Utara.
d. Zaman Devon (410 juta – 360
juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini terjadi penyurutan samudera hingga menyebabkan benua raksasa Gondwana,
daerah Eropa Timur, dan Greenland terjadi pada masa ini.
e. Zaman Karbon Kwali (360 juta
– 260 juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini mulai terjadi penyatuan benua dan membentuk daratan (pangea) yang
iklim daerahnya tergantung kepada letak geografis dan astronomis masing-masing.
f. Zaman Perm (260 juta – 250
juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini, Benua Pangea bergabung bersama membentuk daratan. Air mulai menyurut
karena terjadi pembekuan di daerah Antartika dan Afrika
yang menyebabkan terjadinya
iklim kering gurun pasir di daerah utara.
Masa Mesozoikum terbagi pula
menjadi 3 zaman, yaitu sebagai berikut.
a. Zaman Trias (250 juta – 210
juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini, Benua Pangea bergerak ke arah utara dan daerah gurun terbentuk. Lembaran
es di daerah selatan mulai mencair dan celah-celah
antara benua mulai terbentuk di Pangea.
b. Zaman Jura (210 juta -140
juta tahun yang lalu)
Pada zaman
ini, Benua Pangea terpecah, yaitu daratan yang sekarang dikenal sebagai Amerika
Utara memisahkan diri dari daratan yang dikenal sekarang sebagai Afrika. Selain
itu, daratan yang sekarang dikenal sebagai Amerika Selatan memisahkan diri dari
daratan yang sekarang lebih dikenal sebagai Antartika dan Australia.
c. Zaman Kapur (140 juta – 65
juta tahun yang lalu)
Sebuah pulau
yang sekarang dikenal sebagai negara India terlepas dari Afrika daratan
utamanya, menuju daerah Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India.
Masa Kenozoikum terbagi menjadi
6 zaman, yaitu sebagai berikut.
a. Kala Paleosen (67 juta – 56,7
juta tahun yang lalu)
Kala Paleosen
merupakan awal munculnya hewan pemakan rumput, primata, burung, dan sebagian
reptil. Kala Paleosen ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur
lava yang besar, dan hujan meteorit. Kegiatan magma yang menghasilkan aliran
lava yang sangat luas dan rempah gunung api menyebabkan hujan asam serta
terhalangnya sinar matahari. Hujan meteorit menyebabkan badai angin, Tsunami,
serta kebakaran hutan yang sangat luas.
b. Kala Eosen (56,7 juta – 35,5
juta tahun yang lalu)
Pecahnya
Benua Pangea berakhir dan perputaran antara benua yang satu dengan yang lainnya
dimulai. Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak
menuju daerah Asia, mengangkat Pegunungan Alpen dan Pegunungan Himalaya.
Tekanan antara benua membentuk cekungan samudera melebar dan menyebabkan
permukaan air laut merendah.
c. Kala Oligosen (35,5 juta – 24
juta tahun yang lalu)
Daratan
bertambah luas, sedangkan laut menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara
luas di daerah Amerika dan Eropa. Pegunungan Alpen di Eropa mulai terbentuk
pada kala Oligosen ini. Karena iklim yang lebih dingin terjadi di berbagai
bagian dunia, maka hutan mulai berkurang, sedangkan padang rumput meluas. Hal
itu menyebabkan hewan pemakan rumput tumbuh secara pesat.
d. Kala Miosen (24 juta – 5 juta
tahun yang lalu)
Pada kala ini
padang rumput semakin luas, sementara hutan semakin berkurang.
e. Kala Pliosen (5 juta – 1,8
juta tahun yang lalu)
Sejumlah
besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin.
f. Kala Plestosen (1,8 juta –
0,01 juta tahun yang lalu)
Kala
Plestosen lebih dikenal sebagai zaman es, karena pada masa ini terjadi beberapa kali glasisasi.
Lima glasisasi terbesar terjadi pada 1,6 juta, 900.000, 600.000, 200.000, dan
25.000 tahun yang lalu. Pada kala Plestosen terjadi zaman es. Pada zaman es
(zaman glasial) ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika bagian utara, dan Asia
bagian utara ditutupi oleh es, begitu pula Pegunungan Alpen, Himalaya, dan
Cherpathia. Di antara zaman-zaman es ini terdapat zaman interglasial, yaitu
iklim bumi benar-benar lebih hangat.
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari
materi diatas, dapat disimpulkan bahwa sejarah terbentuknya bumi karena adanya
kehendak dari Yang Maha Kuasa.
Pertama
daratan dibumi adalah satu, akan tetapi karena beberapa faktor sedikit demi
sedikit daratan itu pecanh atau membelah, dan menjadi seperti sekarang.
Dari
materi struktur bumi dapat disimpulkan bahwa, bumi kita ini sama seperti kulit
kita yang terdiri dari beberapa lapisan, yaitu; Inti Bumi, Inti Bumi dalam,
Mantel Bumi, Kerak Bumi.
Dari
materi perkrmbangan Muka Bumi dapat disimpulkan bahwa, setiap saat bumi kita
ini mengalami perubahan, walaupun kita tidak menyadarinya.
2.2 Saran.
Maafkan
jika ada salah penulisan pangkat, gelar, ataupun penggunaan tanda baca. Maklum
namanya juga manusia, manusia tidak ada yang sempurna.
TERIMAKASIH